Untukgajinya, penghasilan yang didapatkan dari bidan yang bekerja di Puskesmas yaitu mulai Rp2.000.000 per bulan. 3. Bidan Di Rumah Sakit Swasta Peluang atau prospek kerja kebidanan berikutnya adalah menjadi bidan di rumah sakit swasta. Selain bekerja di rumah sakit plat merah, lulusan kebidanan juga bisa berkarir di rumah sakit swasta.
GajiLulusan Kebidanan Rata - rata standar gaji yang didapatkan oleh lulusan kebidanan mulai dari Rp 3.000.000 setiap bulannya. Nominal tersebut pun bisa jauh lebih besar jika Anda buka praktek sendiri, atau bisa bekerja di perusahaan - perusahaan bergengsi seperti BUMN maupun menjadi PNS.
Iqbalmengemukakan, sejak 1 Mei 2020, 160 tenaga honorer di 8 puskesmas mendapat upah harian mulai dari Rp 42.500 untuk lulusan SMA, Rp 51.000 untuk lulusan D3, dan Rp 68.000 untuk lulusan S1. Iqbal mengungkapkan, sejak bekerja, ia dan rekan-rekannya belum pernah menerima gaji hingga menyentuh UMK Kota Tegal yang saat ini Rp. 1,9 jutaan.
Berikutpanduan gaji bidang ilmu sains dengan menyertakan posisi pekerjaan yang banyak diminati, kualifikasi minimum, masa pengalaman kerja, serta rentang gaji per bulan, dari batas minimum hingga maksimum: Rumah Sakit dan Perawatan Kesehatan. 1. Direktur Rumah Sakit (pendidikan S-1, masa kerja di atas 15 tahun, rentang gaji Rp 50 juta-Rp 100
Sangbidan menjelaskan, gaji yang masuk ke rekeningnya sebesar Rp 1,7 juta per bulan. Jumlah itu sudah termasuk insentif yang biasanya diperoleh sebesar Rp 2 juta per bulan. Seorang perawat di salah satu puskesmas juga mengeluhkan adanya pengurangan gaji yang sebelumnya tidak pernah dilakukan konfirmasi pemberitahuan.
Vay Tiį»n Trįŗ£ Góp Theo ThĆ”ng Chį» Cįŗ§n Cmnd. Ilustrasi Perawat dan Bidan Sumber OntamedisSetelah dihebohkan dengan adanya statement gaji dokter yang di bawah tukang parkir. Banyak pihak mulai menginvestigasi tentang statement ini. IDI melalui ketua umumnya, yakni dr Daeng M Faqih telah mengklarifikasi bahwa memang benar adanya dokter umum yang digaji kurang dari Rp 3 juta per bulan. Sementara itu, JDN Indonesia yang diketuai oleh dr Andi Khomeini Takdir Haruni SpPD telah menemukan bahwa 83 persen dokter Indonesia masih digaji di bawah standar IDI, di mana 11 persennya masih digaji di bawah Rp 3 juta per ini diperparah dengan fakta bahwa dokter dengan gaji di bawah Rp 3 juta per bulan tidak hanya ada di daerah terpencil saja, melainkan juga di pulau jawa seperti Jakarta, Jawa Barat Jabar, Jawa Tengah Jateng, dan Jawa Timur Jatim. Fakta ini menunjukkan bahwa meski kebanyakan dokter gajinya masih di atas tukang parkir, ternyata masih ada dokter umum di Jakarta yang gajinya di bawah gaji tukang parkir yang setara UMR 3,6 juta di kota sering kali hanya mendapatkan āwejanganā bahwa menjadi tenaga kesehatan itu harus ikhlas mengabdi dan melayani. Padahal nyatanya mereka sedang diperkosa hak-haknya untuk mendapatkan penghidupan yang -Setelah terbongkarnya fakta bahwa masih banyak dokter umum yang belum sejahtera di berbagai kanal sosial media. Ternyata banyak sekali komentar dari para bidan, perawat, apoteker, ahli gizi bahkan radiografer yang juga menunjukkan bahwa fenomena gaji substandar juga terjadi pada semua tenaga kesehatan. Komentar-komentar tersebut disampaikan oleh para tenaga kesehatan di kanal Instagram kemenkes_ri maupun jdn_indonesia. Lestari misalnya, seorang bidan yang bekerja di salah satu puskesmas di Jawa Timur. Ternyata dia mengaku hanya mendapatkan gaji sebesar Rp 250 ribu per bulannya, padahal ia sudah bekerja lebih dari 2 itu, Agus sebagai seorang perawat honorer di Jombang. Meskipun sudah bekerja satu tahun di Puskesmas, ternyata dia digaji jauh di bawah UMR, yakni hanya Rp 350 ribu per bulan. Padahal ia sering kali ditempatkan di garda terdepan untuk jaga malam UGD dengan jam kerja 40-50 jam seminggu. Di saat semua sedang terlelap nyenyak dalam tidurnya, Agus masih berjibaku dengan para pasien gawat fakta ini merupakan tip of iceberg yang sebenarnya menunjukkan bahwa masih sangat banyak tenaga kesehatan di Indonesia yang hidupnya masih sub-standar. Parahnya, dengan banyaknya gaji tenaga kesehatan nakes yang di bawah UMR menunjukkan bahwa buruh -yang dengan perjuangannya- mampu mendapatkan gaji setara UMR hidupnya jauh lebih sejahtera dibandingkan tenaga kesehatan. Sementara itu, ketika bidan, perawat, tenaga gizi, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya digaji di bawah standar UMR, mereka sering kali hanya mendapatkan āwejanganā bahwa menjadi tenaga kesehatan itu harus ikhlas mengabdi dan melayani. Padahal nyatanya mereka sedang diperkosa hak-haknya untuk mendapatkan penghidupan yang rangka investigasi pendapatan tenaga kesehatan di Indonesia, JDN Indonesia melalui dr. Makhyan Jibril selaku Deputy Chairman melakukan kompilasi dari riset pendapatan dari tenaga kesehatan di indonesia di puskesmas dan didapatkan fakta sebagai pengolahan data dari Kementerian Kesehatan RI melalui program Risnakes pada tahun 2017 menunjukkan bahwa Dari perawat di seluruh puskesmas di Indonesia, ternyata persen gajinya masih di bawah UMR di daerahnya masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa 1 dari 4 perawat gajinya tidak lebih baik dari para buruh dengan gaji UMR di lebih lanjut menunjukkan bahwa dari bidan yang bekerja di puskesmas di Indonesia, persen masih digaji di bawah UMR di daerahnya masing-masing. Angka ini hampir mirip dengan persentase gaji perawat yang di bawah UMR. Apabila ditelusuri secara keseluruhan, pegawai puskesmas bidan, perawat, dokter, tenaga ahli, laboran dsb. Maka ditemukan bahwa 1 dari 3 pegawai puskesmas digaji di bawah UMR. Dengan persentase sebesar persen, ternyata pekerjaan di puskesmas tidak se-menjanjikan dibandingkan bekerja untuk swasta. Meskipun demikian, prestis/kebanggaan yang dirasakan apabila bekerja di instansi kesehatan masih dirasa cukup grafik dari Risnakes Kemenkes RI 2017 di atas, ditemui bahwa DKI Jakarta adalah tempat paling layak bagi tenaga puskesmas, mengingat hanya 0,3 persen yang digaji di bawah UMR. Sedangkan Sulawesi Barat merupakan daerah dengan 61,8 persen dari pegawai puskesmasnya digaji di bawah UMR. Hal ini menunjukkan adanya disparitas yang amat tinggi untuk tenaga kesehatan di Indonesia. Secara rata-rata nasional, tenaga puskesmas yang digaji di bawah UMR ada pada angka muncul pertanyaan, berapakah gaji paling kecil dari para tenaga kesehatan yang digaji di bawah UMR tersebut?Dari bidan yang disurvei, ternyata ditemukan bahwa banyak sekali provinsi yang memberikan upah minimal bidannya sebanyak Rp saja per bulan, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan bahkan Jawa Timur dan Jawa Barat. Sedangkan untuk perawat yang disurvei, didapatkan bahwa gaji minimal Rp per bulan ada di Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. Sayangnya, dari semua data ini, Kementerian Kesehatan hanya menyampaikan median dari gaji, bukan rata-rata/mean dari gaji tersebut. Dengan banyaknya provinsi yang memberikan gaji minimal hanya Rp per bulan, hal ini menunjukkan bahwa bargaining position dari tenaga kesehatan di puskesmas masih sangatlah lemah, bahkan cenderung dapat dikategorikan sebagai bakti sosial/volunteer. Dengan gaji tersebut, tentunya akan sangat banyak sekali tenaga kesehatan yang melakukan pekerjaan sampingan seperti membuka online-shop, toko kelontong bahkan ada pula yang menjadi ojek online. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan khususnya bagi mereka yang sudah apakah gaji ini cukup untuk bertahan hidup, apalagi bagi yang sudah berkeluarga?Ternyata, dengan gaji yang saat ini mereka dapatkan, menurut laporan Riskesnas Kementerian Kesehatan ditemukan bahwa hanya 43,7 persen tenaga kesehatan di puskesmas yang mampu mencukupi kebutuhan keluarga selama sebulan dengan penghasilannya dari puskesmas. Sedangkan untuk kemampuan menabung, hanya 33,8 persen dari tenaga kesehatan yang mampu untuk menabung dengan penghasilannya dari puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa masih sangat banyak tenaga kesehatan di puskesmas yang belum mampu menabung, bahkan hanya sekadar mampu mencukupi kebutuhan keluarga selama sebulan dengan penghasilannya dari fakta-fakta di atas, sangat terlihat sekali bahwa profesi sebagai tenaga kesehatan itu tidak semenjanjikan yang dibicarakan oleh masyarakat. Banyaknya tenaga kesehatan yang masih digaji di bawah UMR, bahkan hanya digaji Rp per bulan menunjukkan sangat minimnya perlindungan terhadap hak dari tenaga kesehatan. Padahal saat ini tuntutan kewajiban tenaga kesehatan sangatlah tinggi, mulai dari kompleksitas pengurusan surat tanda registrasi dan praktik, diikuti dengan biaya pendidikan berkelanjutan seperti seminar dan pelatihan yang makin mahal, ditambah lagi dengan adanya akreditasi yang mengatur standar pelayanan serinci mungkin. Kesemuanya memerlukan biaya yang sangat tinggi. Ditambah lagi makin mahalnya sekolah kesehatan karena masih dianggap sebagai profesi tentunya hal ini membuat proses pendidikan tenaga kesehatan makin tereksploitasi."Menjadi tenaga kesehatan adalah jalan pengabdian, namun apakah pengabdian itu berarti mengorbankan anak dan istri sehingga kebutuhan bulanan tidak dapat tercukupi?"Oleh karena itu, sudah saatnya saatnya tenaga kesehatan ini mendapatkan perlindungan dari hak-hak minimal yang didapatkannya. Bukan untuk hidup berlebih, melainkan semata-mata demi ketenangan batin melalui cukupnya dari kebutuhan dapur dan susu anaknya. Karena sejatinya, dengan ketenangan batin, tenaga kesehatan akan bisa lebih fokus untuk mengabdi dan memberikan pelayanan sepenuh hati bagi tenaga kesehatan. Foto ThinkstockSurabaya, 21 Januari 2018dr. Makhyan Jibril A. MSc. Deputy External Junior Doctor Networks Indonesia, Residen Cardiology Univ Airlangga, Alumni Uninversity College London, Peraih Beasiswa Pemerintah Inggris CheveningRisnakes. 2017. Laporan Riset Ketenagaan Bidan Kesehatan 2017.
Gaji Bidan ā Bekerja menjadi tenaga medis seperti dokter, PERAWAT atau bahkan bidan mungkin menjadi suatu keinginan bagi sebagian orang. Itu bisa dikarenakan oleh penghasilan yang didapat per bulan sendiri terbilang salah satu yang bisa dikatakan banyak peminatnya adalah bidan. Bidan? Mungkin bagi sebagian Anda sudah tidak asing lagi, karena peran bidan sangat vital sekali saat sedang menjalankan tugas saat membantu proses & Tanggung Jawab BidanGaji BidanGaji Bidan PNSBidan TerampilBidan AhliGaji Bidan Non PNS SwastaBagi yang belum paham tentang bidan, bidan sendiri adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negara. Selain itu juga sudah lulus dari pendidikan yang sedang dijalankan serta dengan kualifikasi izin yang kali ini sendiri akan sampaikan informasi mengenai besaran gaji bidan per bulan. Bagi Anda yang penasaran dan bertanya mengenai gaji semoga adanya informasi ini bisa membantu bagi siapa lebih jelas mengenai besaran gaji per bulan yang didapat oleh seorang bidan, berikut akan disampaikan secara lengkap di bawah ini. Jadi, terus untuk simak pembahasan gaji di bawah ini sampai & Tanggung Jawab BidanNamun, sebelum lanjut ke pembahasan gaji per bulan dari seorang bidan, alangkah baiknya Anda tahu peran dan tugas dan tanggung jawabnya. Di mana peran serta tanggung jawabnya sendiri seperti misalnyaMelaksanakan asuhan kebidanan pada ibu pelayanan Keluarga Berencana KB pada wanita usia asuhan persalinan pada ibu pantauan kesehatan ibu serta pelacakan pada ibu hamil dengan risiko wanita dalam prakonsepsi saat memastikan kesiapan kesehatan fisik dan emosional sebelum wanita dan pantau tumbuh kembang bayi baru diskusi audit maternal perinatal AMP jika ada kasus kematian ibu dan pelayanan pada bayi baru edukasi lewat penyuluhan kesehatan reproduksi dan bidan sendiri, sebenarnya sama halnya seperti dosen ada yang PNS dan ada juga non PNS Swasta. Dari title tersebutlah, kedua bidan tentu akan memiliki perbedaan antara gaji yang didapatnya. Nah bagi Anda yang bertanya berapa gaji bidan ? Berikut ini akan disampaikan secara lengkapGaji Bidan PNSUntuk besaran gaji bidan PNS, nantinya akan terbagi lagi menjadi beberapa kategori lagi, karena bidan PNS masih terbagi lagi menjadi bidan terampil dan bidan ahli. Keduanya juga masih terbagi lagi sesuai golongan apa nantinya. Lebih jelasnya, simak tabel penghasilan bidan di bawah iniBidan TerampilBidan PelaksanaPengatur muda tingkat 1 dengan golongan pangkat II/b Rp golongan II/c Rp tingkat 1, golongan II/d Rp Pelaksana LanjutanPenata muda golongan III/a Rp muda tingkat 1 golongan III/b Rp PenyeliaPenata golongan III/c Rp tingkat 1 golongan III/d AhliBidan PratamaPenata muda, golongan III/a Rp muda tingkat 1, golongan III/b Rp MudaPenata, golongan III/c Rp tingkat 1, golongan III/d Rp MadyaPembina, golongan IV/a Rp tingkat 1, golongan IV/b Rp utama muda golongan IV/c Rp Bidan Non PNS SwastaBicara gaji bidan non PNS swasta bisa dikatakan lebih besar dibanding dengan gaji bidan PNS. Dengan catatan rumah sakit, puskesmas atau faskes tempat bekerja cukup maju dan gaji pokok bidan swasta sendiri berkisar Rp 3,24 ā Rp 4 juta per bulan. Ini gaji pokok belum di tambah dengan tambahan lainnya seperti bonus operasi, uang makan, uang transportasi, dan bonus gaji besar tersebut kembali ke faskes swasta yang bagus dari segi sistem, pelayanan, fasilitas serta sarana prasarananya. Faskes seperti RS dan puskesmas jika masuk kriteria demikian, maka umumnya akan memberikan gaji kabar yang beredar, gaji, tunjangan dan bonus yang didapat oleh bidan non PNS sendiri bisa mencapai angka Rp 7 ā 9 juta per bulan. Catatan, tidak semua fasilitas kesehatan memberikan gaji sebesar dan disetiap daerah juga akan berbeda satu sama bidan bisa lebih besar lagi gajinya? jawabannya bisa, di mana jika ingin gaji lebih besar maka bidan bisa buka praktek mandiri sendiri. Dengan begitu, nantinya biaya pemeriksaan tergantung dari Anda bidan itu sendiri yang itulah informasi dapat sampaikan mengenai penghasilan dari seorang tenaga medis bernama bidan per bulan yang dapat di sampaikan. Semoga dengan adanya informasi gaji yang disampaikan di atas, bisa bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
Ilustrasi - Tenaga honorer. Foto Abdul Malik Fajar/ Banten - Ketua Forum Honorer Kota Serang, Banten, Achmad Herwandi mengungkapkan fakta mengejutkan. Pasalnya, tenaga honorer puskesmas di Kota Serang hanya digaji Rp per bulan. Herwandi membeberkan jika kondisi tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun hingga kini. BACA JUGA 34 Guru Bahasa Inggris Lulusan Passing Grade di Kota Serang Belum Jadi PPPK Namun, para tenaga honorer tersebut hanya bisa pasrah menerima gaji tersebut. Padahal, pegawai yang bekerja di bidang kesehatan seharusnya lebih mendapatkan perhatian. BACA JUGA Duh! Belasan Caleg Asal Kota Serang Terindikasi Idap Psikopat Apalagi, puskesmas merupakan layanan dasar yang harus diperhatikan. "Sebetulnya dari akhir tahun kemarin sudah kami kasih tahu ke BKPSDM Kota Serang untuk menganggarkan honornya secara khusus," ucap Achmad dikutip dari JPNN Banten, Selasa 6/6. BACA JUGA Bejat! Seorang Ayah Tega Cabuli Anak Kandungnya di Kota Serang Bahkan, rata-rata honorer puskesmas di Kota Serang juga mendapatkan gaji yang sama. Silakan baca konten menarik lainnya dari di Google News
Bidan merupakan salah profesi yang terbatas pada kesehatan perempuan, terutama tentang reproduksi, kehamilan, hingga pasca melahirkan. Selain itu, profesi bidan juga memberikan konsultasi perawatan kepada ibu dan balita. Lantas, berapa gaji bidan di Indonesia tahun 2022 ini?Bekerja di rumah sakit atau puskesmas instansi pemerintah PNSSedang melakukan USG Foto oleh MART PRODUCTION dari PexelsTidak jauh berbeda dengan gaji PNS pada umumnya. Bidan PNS juga mempunyai pendapatan per bulan yang ditentukan oleh pangkat serta golongan. Kamu akan berkesempatan mendapatkan gaji pokok, serta tunjangan dari negara. Biasanya, bidan PNS praktik kerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah. Pangkat dan golongan gaji bidan PNS di instansi pemerintah terbagi menjadi dua, bidan terampil dan bidan ahli. Bidan terampil terdiri dari bidan pelaksana, bidan pelaksana lanjutan dan bidan penyelia, dan masing-masing mempunyai golongan berbeda. Yang termasuk golongan bidan terampil akan mendapat gaji mulai dari hingga per bulan. Sementara itu, untuk bidan ahli juga terbagi menjadi 3, yakni bidan pratama, bidan muda dan bidan madya. Gaji yang diperoleh oleh seorang bidan ahli mulai dari hingga setiap bulannya. Gaji bidan puskesmas non PNS di rumah sakit swastaSelanjutnya adalah pembahasan gaji bidan puskesmas non PNS. Ternyata pendapatan gaji non PNS di Rumah Sakit swasta jauh lebih besar, loh. Mereka mendapat upah per bulan mulai Rp3,24 juta sampai Rp7,70 juta per bulan. Namun bidan non PNS tidak mendapat tunjangan. Gaji bidan desaFoto oleh Gustavo Fring dari PexelsTidak sebanding dengan gaji bidan di Rumah Sakit, seorang tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan di desa mendapat upah cukup rendah. Dari data di tahun 2021, gaji bidan desa PTT ada yang menerima hanya Rp200 ribu. Namun angka tersebut belum termasuk bonus dari desa. Demikianlah rincian gaji bidan di Indonesia, mulai dari PNS instansi pemerintah, hingga yang bertugas di daerah tertinggal. Secara umum, gaji bidan D3 ini masih tergolong cukup, karena besaran ini belum termasuk bonus yang kamu terima. Semoga bermanfaat. Baca sepuasnya konten-konten pembelajaran Masterclass Hipwee, bebas dari iklan, dengan berlangganan Hipwee Premium. Tim Dalam Artikel Ini
Abstrak Pandemi mempengaruhi aspek, terutama kesehatan, dimana tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan dalam penanganan COVID-19 dan yang paling beresiko terpapar COVID-19 belum menjadi perhatian pemerintah. Berdasarkan data dari Kemenkes pada tahun 2016 menunjukan bahwa rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk Indonesia masih belum ideal sehingga seringkali ditemukan tenaga kesehatan yang harus mengalami shift yang yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Literature Review. Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data yang ada dari jurnal nasional yang didapatkan dari beberapa search engine seperti Google Scholar, Journal FKM, dan Jurnal-jurnal Kesehatan dengan menggunakan beberapa kata kunci yaitu "Beban Kerja", "Tenaga Kesehatan", "Hambatan Tenaga Kesehatan" "Beban Kerja selama pandemi". Ketersedian dan beban kerja menjadi hal yang penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, terdapat beberapa jenis tenaga Kesehatan yaitu dokter umum, dokter gigi, apoteker, asisten apoteker, perawat, perawat gigi, Kesehatan masyarakat, tenaga gizi, bidan, analis, dan sanitarian. Beban kerja tenaga kesehatan sebelum dan selama pandemi cukup bertolak belakang, dimana selama pandemi banyak tenaga kesehatan yang kehilangan nyawa yang diakibatkankan pandemi COVID-19Beban kerja tenaga Kesehatan yang ada di puskesmas di Kabupaten Nagekeo dan puskesmas Pacarkeling sebelum pandemi masih dibawah waktu kerja produktif yang optimal karena masih dibawah 85%, hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan selama pandemi, banyak tenaga Kesehatan yang kehilangan nyawa karena beban kerja yang berlebih dan kurang tersedianya Alat Pelindung Diri Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Analisis Beban Kerja Tenaga Kesehatan Pada Puskesmas diIndonesia Literature ReviewMuhammad Ilhan KhazinDepartmen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Indonesia *Korespondensi Muhammad Ilhan KhazinE-mail Abstrak Pandemi mempengaruhi aspek, terutama kesehatan, dimana tenaga kesehatan yang berada digarda terdepan dalam penanganan COVID-19 dan yang paling beresiko terpapar COVID-19belum menjadi perhatian pemerintah. Berdasarkan data dari Kemenkes pada tahun 2016menunjukan bahwa rasio tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk Indonesia masih belumideal sehingga seringkali ditemukan tenaga kesehatan yang harus mengalami shift yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode Literature yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data yang ada dari jurnal nasionalyang didapatkan dari beberapa search engine seperti Google Scholar, Journal FKM, danJurnal-jurnal Kesehatan dengan menggunakan beberapa kata kunci yaitu āBeban Kerjaā,āTenaga Kesehatanā, āHambatan Tenaga Kesehatanā āBeban Kerja selama pandemiā.Ketersedian dan beban kerja menjadi hal yang penting dalam penyelenggaraan pelayanankesehatan, terdapat beberapa jenis tenaga Kesehatan yaitu dokter umum, dokter gigi,apoteker, asisten apoteker, perawat, perawat gigi, Kesehatan masyarakat, tenaga gizi, bidan,analis, dan sanitarian. Beban kerja tenaga kesehatan sebelum dan selama pandemi cukupbertolak belakang, dimana selama pandemi banyak tenaga kesehatan yang kehilangan nyawayang diakibatkankan pandemi COVID-19Beban kerja tenaga Kesehatan yang ada dipuskesmas di Kabupaten Nagekeo dan puskesmas Pacarkeling sebelum pandemi masihdibawah waktu kerja produktif yang optimal karena masih dibawah 85%, hal ini berbandingterbalik jika dibandingkan selama pandemi, banyak tenaga Kesehatan yang kehilangan nyawakarena beban kerja yang berlebih dan kurang tersedianya Alat Pelindung DiriKata kunci āBeban Kerjaā, āTenaga Kesehatanā, āHambatan Tenaga Kesehatanā āBeban Kerja selama pandemiā.Analysis of the Workload of Health Workers at Health Centers inIndonesia Literature ReviewAbstract The pandemic affects aspects, especially health, where health workers who are at the forefrontin handling COVID-19 and who are most at risk of being exposed to COVID-19 have notreceived the government's attention. Based on data from the Ministry of Health in 2016 showsthat the ratio of health workers to the total population of Indonesia is still not ideal, so it isoften found that health workers have to experience excessive shifts. The method used in thisstudy uses the Literature Review method. The data used in this study uses existing data fromnational journals obtained from several search engines such as Google Scholar, FKM Journal,and Health Journals by using several keywords, namely "Workload", "Health Personnel","Employment Barriers". Healthā āWorkload during a pandemicā. Availability and workloadare important in the implementation of health services, there are several types of healthworkers, namely general practitioners, dentists, pharmacists, pharmacist assistants, nurses,dental nurses, public health, nutrition workers, midwives, analysts, and sanitarians. Theworkload of health workers before and during the pandemic was quite the opposite, whereduring the pandemic many health workers lost their lives due to the COVID-19 below 85%, this is inversely compared to during the pandemic, many health workers losttheir lives due to excessive workloads and the lack of personal protective equipmentKeywords āWorkloadā, āHealth Personnelā, āBarriers to Health Workersā āWorkload during a pandemicā.PENDAHULUAN Pandemi COVID-19 sejatinyamempengaruhi berbagai macam aspek didalam kehidupan, terutama di duniaKesehatan, baik dari fasilitas yang harusmenyesuaikan dan beradaptasi denganpandemi, dan juga tentunya tenagakesehatan yang berada di garda terdepandalam penanganan COVID-19 dan yangpaling beresiko terpapar kenyataannya tersebut belummenjadi fokus dan perhatian pihak yang berada di gardaterdepan, menangani langsung pasienCOVID-19 selama 8 jam pada setiap shiftnya dan menjadi orang yang palingberesiko tinggi terpapar COVID-19. Berdasarkan data dari Kemenkes padatahun 2016 menunjukan bahwa rasiotenaga kesehatan dengan jumlah pendudukIndonesia masih belum ideal sehinggaseringkali ditemukan tenaga kesehatanyang harus mengalami shift yang ini tentunya akan berdampak kepadatingginya beban kerja yang dialami olehtenaga kesehatan yang nantinya tidakhanya mempengaruhi kondisi kesehatanfisiknya saja, namun turut mempengaruhikondisi kesehatan psikologis tenagaKesehatan1. Berdasarkan penelitian yangdilakukan oleh Nashrullah menunjukandari 644 responden yang merupakan tenagakesehatan yang menjadi garda terdepanmenangani COVID-19, sekitar 65,8%mengalami kecemasan, 55% mengalamistress, dan 23,5% mengalami depresi2. Banyaknya kasus di setiap harinya jugamembuat tenaga Kesehatan letih danmerasa mengalami beban kerja danmengeluarkan tenaga yang berlebihdisbanding pada keadaan normal, hal inidikarenakan banyaknya pasien yang harusditangani pada setiap harinya dankurangnya penambahan sumber dayatenaga Kesehatan penanganan karena itu diperlukan adanyakomitmen dari para tenaga Kesehatan, danperlu didampingi oleh stakeholder sepertiKementerian Kesehatan agar tenagaKesehatan di Indonesia dapat menjagaKesehatan mentalnya agar mereka dapatlebih kuat dan Tangguh untuk menghadapipandemi COVID-19 dan mampuberadaptasi dengan kesulitan yang adaselama pandemi3.METODE Metode yang digunakan padapenelitian ini menggunakan metodeLiterature Review. Data yang digunakanpada penelitian ini menggunakan data yangada dari jurnal nasional yang didapatkandari beberapa search engine seperti GoogleScholar, Journal FKM, dan Jurnal-jurnalKesehatan dengan menggunakan beberapakata kunci yaitu āBeban Kerjaā, āTenagaKesehatanā, āHambatan TenagaKesehatanā āBeban Kerja selamapandemiā. Jurnal-jurnal yang didapatkankemudian akan diteliti guna mendapatkaninformasi yang komprehensif dalampenelitian DAN PEMBAHASANKetersediaan Tenaga Kesehatanyang ada di puskesmas tentunya menjadihal yang sangat penting di dalampenyelenggaraan pelayanan Kesehatanpada tingkat puskesmas. Berdasarkanpenelitian yang dilakukan oleh maddingdan wila, ketersediaan tenaga Kesehatanyang ada di puskesmas wilayah DinasKesehatan Kabupaten Nagekeo, terdapatbeberapa jenis tenaga Kesehatan yang adadisana yaitu dokter umum, dokter gigi, apoteker, asisten apoteker, perawat,perawat gigi, Kesehatan masyarakat,tenaga gizi, bidan, analis, dan sanitarian4.Dari 7 puskesmas yang ada diwilayah kabupaten Negekeo, semuapuskesmas terdapat dokter umumdimasing-masing puskesmas, dan dokterumum terbanyak ada di puskesmas Dangayaitu terdapat 5 dokter umum. Kemudianmasih terdapat 3 puskesmas yang masihbelum terdapat dokter gigi dipuskesmasnya yaitu di puskesmas jawakisa, kaburea,dan maunori. Apoteker sudah terdapat disemua puskesmas, hanya saja masihterdapat beberapa puskesmas yang tidakmemiliki asisten apoteker. Untuk Jumlahperawat di setiap puskesmas sudah terdapatperawat yang berjumlah lebih dari 10orang disetiap puskesmas, tercatatpuskesmas boawae menjadi puskesmasdengan perawat terbanyak, yaitu sebanyak47 orang, sementara puskesmas yangmemiliki perawat yang paling sedikit yaitupuskesmas jawakisa. Kemudian untukbidan, setiap puskesmasnya memiliki bidanyang jumlahnya banyak yaitu yang palingsedikitnya terdapat 10 bidan, sementarayang terbanyak ada di puskesmas menjadi tenaga Kesehatan yangpaling banyak di puskesmas dikarenakantugasnya yaitu memberi pelayanankebidanan, mengurusi bagian administrasi,membina peran masyarakat melaluiposyandu, menolong persalinan, danmenerima rujukan hal-hal yang berkaitandengan masalah-masalah Kesehatan yangada dikeluarga4. Kemudian berdasarkan penelitianyang dilakukan Permatasari danDamayanti, Dokter umum memilikipersentase melakukan kegiatan produktifsebesar 66,9% yang artinya waktu kerjadokter umum di puskesmas pacarkelingSurabaya belum optimal karena dapatdinilai optimal apabila kegiatan produktifmencapai 85 hingga 90%. Hal inidikarenakan dokter umum yang ada dipuskesmas kurang disiplin karena sangatjarang mendampingi tenaga Kesehatandalam melakukan penyuluhan. Dokter gigiyang ada di puskesmas pacarkelingmemiliki waktu kerja untuk kegiatanproduktif sebesar 71,90%. Lebih tinggi jikadibandingkan dengan dokter umum namunmasih dinilai belum optimal karena belummencapai 85 hingga 90%. Kegiatanproduktif yang dilakukan dokter gigidiakibatkan karena adanya rangkap jabatansebagai pengurus bagian keuangansehingga beban kerjanya bertambah. Halini menunjukan adanya kekurangan SDMyang mengurusi bagian keuangan dipuskesmas pacarkeling. Kemudian untukbidan puskesmas pacarkeling, waktu kerjaproduktifnya mencapai 82,72%, lebihtinggi jika dibandingkan dengan dokterumum, dan dokter gigi, hal ini dikarenakanadanya tugas-tugas tambahan seperti bertanggung jawab atas terselenggaranyaprogram JKN. Sehingga waktu kerja bidanpuskesmas pun bertambah seiring dengantugas pokoknya yaitu untuk melakukankegiatan posyandu. Perawat yang ada dipuskesmas ini dikategorikan memilikiwaktu kerja yang rendah karena hanyasebesar 66,81%, lebih besar daripadadokter umum, namun masih lebih kecil jikadibandingkan dokter gigi dan bidanpuskesmas5.Hal ini cukup berbeda jikadibandingkan dengan masa pandemiCOVID-19, Per 12 Desember 2021,LaporCovid-19 melaporkan telah kematian tenaga kesehatan akibatCOVID-19 dengan provinsi tertinggi yaituJawa Timur sebanyak 643 orang. Angkaini merupakan tertinggi di Asia dan ketigatertinggi di dunia. Tingginya angkakematian ini disebabkan oleh beberapafaktor, seperti kurangnya ketersediaan AlatPelindung Diri APD, tingginya risikoterpapar COVID-19, adanya penyakitpenyerta, dan beban kerja berlebih. Denganjumlah kematian terbanyak, Jawa Timurbelum memiliki peraturan yang mengaturtentang jam kerja tenaga jam kerja merupakan akar darisegala masalah yang menyebabkantingginya angka kematian tenagakesehatan6.Jam kerja bagi tenaga kesehatanyang terlalu tinggi merupakan sebuahpermasalahan yang harus diperbaiki olehpemerintah. Pembuat kebijakan dapatmengupayakan mengatur mengenai jamkerja ke dalam sebuah peraturan. Peraturanpada dasarnya berisi sebuah hal yang telahdisepakati bersama dan harus diikuti. Dariadanya peraturan, maka jam kerja tenagakesehatan akan diatur sesuai kondisisehingga dampaknya adalah berkurangnyarisiko kematian akibat jam kerja yangberlebih7.KESIMPULANKetersediaan tenaga Kesehatan padapuskesmas yang ada di KabupatenNagekeo dan Puskesmas Pacarkelingmasih bisa dibilang kurang sumber dayamanusia, dikarenakan masih terdapattenaga Kesehatan yang merangkap jabatandan melakukan tugas selain tugaspokoknya. Beban kerja tenaga Kesehatanyang ada di puskesmas di KabupatenNagekeo dan puskesmas Pacarkelingsebelum pandemi masih dibawah waktukerja produktif yang optimal karena masihdibawah 85%, hal ini berbanding terbalikjika dibandingkan selama pandemi, banyaktenaga Kesehatan yang kehilangan nyawakarena beban kerja yang berlebih dankurang tersedianya Alat Pelindung Dirisehingga hal-hal yang berkaitan dengansumber daya manusia, jam kerja, bebankerja perlu diperhatikan lagi agar meminimalisir tenaga Kesehatan yangkehilangan PUSTAKA 1. Informasi SDM Kesehatan Nasional[Internet]. [cited 2021 Dec 27].Available from Nashrulla, D., Natsir, M. danTwistiandayani R. Data Riset danTeknologi Covid-19 Indonesia[Internet]. 2020 [cited 2021 Dec 27].Available from Titasari NA, Fani T. DampakPsikologis Pandemi Covid-19 PadaPetugas Rekam Medis. Pros DiskIlm. 2021;1174ā81. 4. Mading M, Willa RW. PersepsiBeban Kerja Tenaga KesehatanPuskesmas di Kabupaten NagekeoProvinsi Nusa Tenggara TimurTahun 2019. Bul Penelit 5. Distia Permatasari E, DamayantiNA. Workload analysis for healthworker in Pacarkeling Public HealthCenter Surabaya. J Manaj KesehatIndones. 2017;5365ā73. 6. Statistik Kematian TenagaKesehatan Indonesia [Internet].[cited 2021 Dec 27]. Availablefrom Rusdi R, Warsito EB. Shift KerjaDan Beban Kerja BerpengaruhTerhadap Terjadinya KelelahanKerja Perawat Di Ruang Rawat DiRumah Sakit Pemerintah. J ManagKeperawatan. 2013;2112. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
gaji bidan di puskesmas